Halaman
199
Kegiatan Sekolah
Tentukan nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra Melayu klasik di
atas!
1. Apa tema dan amanat cerita dalam karya sastra Melayu klasik di atas?
2. Bagaimana latar ceritanya? Berikan penjelasanmu!
3. Tentukan para tokoh dan perwatakannya.
4. Bagaimana bahasa yang digunakan?
5. Menurutmu, bagaimana jalan ceritanya, uraikanlah:
a. bagian awal ceritanya,
b . bagian inti cerita,
c. bagian penutup cerita.
6. Bagaimanakah jalan pemecahan untuk mencari raja baru?
7. Menarikkah isi cerita dalam karya sastra Melayu klasik di atas?
8. Mungkinkah kisah dalam cerita di atas terjadi di masyarakat sekarang?
Berikan penjelasanmu!
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Nilai-Nilai
Religius
Moral
Estetika
Budaya
Moral
Penjelasan/Bukti dalam Cerita
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kerjakan di buku tugasmu!
D.
Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Orang Lain
16.2
Menulis
Tujuan Pembelajaran:
Kamu akan mampu menulis karangan berdasarkan pengalaman orang lain dalam cerpen
(pelaku, peristiwa, latar).
Pada pelajaran yang lalu kamu telah belajar menulis cerpen berdasarkan
pengalaman pribadi. Sekarang, kamu juga akan belajar lagi menulis cerpen,
namun dari pengalaman orang lain.
3
3
200
Bahasa Indonesia Kelas X SMA/MA
Seperti pelajaran yang lalu, langkah-langkah menulis cerpen adalah sebagai
berikut.
1. Ingat-ingatlah pengalaman orang lain, misalnya temanmu, saudaramu, atau
keluargamu yang kamu anggap paling menarik.
2. Selain itu, cerita pengalaman orang lain dari surat kabar pun dapat kamu
jadikan bahan untuk membuat cerpen.
3
Tentukanlah para tokoh-tokohnya, latar, atau lokasi peristiwa.
4. Rangkailah suatu cerita yang menarik dengan mengurutkan bagian awal cerita,
inti cerita, dan penutup cerita.
5. Kamu dapat menempatkan posisimu sebagai sudut pandang orang pertama,
kedua, atau ketiga.
6
Tulis cerpenmu dalam bahasa yang menarik seolah pembaca lain juga ikut
merasakan dan terhibur.
7. Tutuplah dengan
ending
(akhir) cerita yang menarik bagi pembaca.
Kerjakan bersama empat orang anggota
1. Sebagai sarana berlatih, coba kalian pahami cerita pengalaman dari
orang lain dalam surat kabar cetak berikut, kemudian dengan langkah-
langkah di atas susunlah menjadi sebuah cerpen.
2. Tulislah unsur-unsur intrinsiknya, yaitu;
a. tema
b. amanat
c. setting/latar: waktu, suasana, tempat
d. alur cerita: bagian awal, bagian inti, bagian penutup
e. nama tokoh dan wataknya
f. sudut pandang pengarang.
3. Selamat mengerjakan
Deheman Mematikan dari Pak Dosen
Peristiwa ini terjadi ketika aku masih kuliah di Universitas Negeri Sebelas
Maret (UNS) di Solo. Waktu itu, pukul 08.00 WIB, ada ujian mata kuliah Pengantar
Ilmu Politik. Ada salah satu temanku yang sebenarnya cukup pandai, tetapi karena
malas belajar, ia selalu minta bantuan jawaban kepadaku.
Pagi itu sebelum ujian, ia kelabakan dan memohon kepadaku agar nanti kalau
ujian diberitahu jawabannya. “Git, tolong nanti pas ujian kamu duduknya di
belakangku ya! Nanti kalau sukses beres pokoknya. Aku traktir sepuasnya,”
ujarnya penuh harap. Sudah lazim di kalangan mahasiswa, kalau membantu
jawaban teman dengan memakai kode-kode, misalnya dengan
mendehem dan
4
201
Kegiatan Sekolah
batuk
. Kalau jawabannya A, maka dehemnya satu kali bila jawabannya B dua kali
dan seterusnya. Bila ada dosen pengawas lewat, biasanya dengan memberi kode
batuk-batuk.
Tibalah saat ujian dimulai. Semua mahasiswa siap di kursi masing-masing.
Ujian ditunggui oleh salah satu dosen yang cukup disiplin, ditakuti, dan dikenal
sebagai dosen
killer
. Temanku yang mulai kesulitan segera bertanya kepadaku
dengan mengacungkan jari di samping tempat duduk dan kadang diselingi
dengan menulis nomor yang belum bisa dikerjakannya.
Akupun menjawab, “
Heem
...,” bila jawabannya A. Dan, “
heem
...
heem
...,” bila
jawabannya B, dan seterusnya. Tetapi, betapa terkejut temanku, ketika ia baru
memperlihatkan nomor di selembar kertas, tiba-tiba Pak Dosen dari belakang
langsung bilang, “
Heem... heem
.”
Dan, belum hilang rasa terkejutnya, temanku langsung diinterogasi Pak
Dosen. “Saudara yang berbaju merah, silakan saudara tumpuk pekerjaan Saudara
di meja saya dan keluar dari ruangan ini!” bentak Pak dosen. Temanku terkejut
tetapi terlambat. Ia tertangkap basah minta jawaban kepadaku. Untung aku tidak
ikut disuruh keluar ruangan.
Semua mata menatap kepada temanku yang bersungut-sungut keluar ruangan
dengan muka pucat tanpa senyum dan ekspresi wajahnya kelihatan jelek sekali.
Beberapa menit setelah ujian selesai ia menemuiku. Aku masih tertawa mengingat
kejadian itu dan melihat ekspresi mukanya.
“Git, kamu kok tega sama aku. Situasi baru gawat, kamu kok diam saja,”
katanya protes.
“Sebentar dulu, lha yang
dehem
tadi bukan aku kok. Kamu tidak waspada,”
jawabku. Teman-teman mahasiswa lain pun ikut tertawa ketika ketemu temanku
itu. Makanya kalau mau ujian belajar! Jangan menggantungkan nasib pada
deheman
teman. Kalau ketahuan, yah... seperti lagunya Matta band.
(Sigit Priyono, Tegalcitran, Karangdowo Klaten,
Jawa Tengah. Republika, 6 Januari 2008)